Re: Info Dewasa

Diposting oleh Admin Dp | 23.08

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Info Dewasa <dunianya.pria@gmail.com>
Sender: noreply+feedproxy@google.com
Date: Tue, 17 Aug 2010 22:24:11 +0000
To: <harie.yone@yahoo.co.id>
Subject: Info Dewasa

Info Dewasa


Puasalah Agar Sakit Maag Sembuh

Posted: 17 Aug 2010 11:00 AM PDT


VIVAnews - Salah satu pertanyaan yang sering diajukan pada dokter di bulan puasa adalah: apakah penderita maag boleh berpuasa? Dr. Ari Fahrial Syam, Ketua Bidang Advokasi Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis penyakit Dalam Indonesia, memberi jawaban.

"Sebagian besar pertanyaan adalah seputar gangguan pada lambung (maag) berupa timbulnya rasa perih dan tidak nyaman di ulu hati yang biasanya terjadi kalau makan terlambat," kata Ari.

Sementara, kalau berpuasa tidak ada makanan yang masuk selama 14 jam. "Logikanya rasa perih dan tidak nyaman akan terjadi selama kita berpuasa selama tidak ada makanan dan minuman yang masuk selama 14 jam tersebut," kata Ari.

Sebelum menjawab pertanyaan itu, Ari menyatakan, perlu diketahui dulu bahwa puasa merupakan ibadah wajib bagi Muslim yang beriman. Selain itu harus diyakini bahwa hikmah berpuasa tersebut adalah agar sehat.

"Penelitian yang dilakukan memang menunjukkan bahwa pada minggu pertama puasa orang normal akan mengalami peningkatan asam lambung setelah siang hari dan kadang-kadang keadaan ini menimbulkan rasa perih," kata Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu. "Tetapi penelitian menunjukkan kondisi ini akan stabil setelah minggu kedua dan naik turun asam lambung akan kembali normal satu minggu paska puasa Ramadan."

Ari menegaskan, peningkatan asam lambung ini tidak akan merusak dinding lambung. "Oleh karena itu bagi masyarakat yang memang tidak mempunyai masalah dengan sakit maag, puasa Ramadan tidak akan membuat lambungnya menjadi sakit dan sebaliknya secara keseluruhan tubuhnya akan menjadi sehat."

Bagaimana dengan masyarakat yang mempunyai masalah dengan maag? "Justru kepada mereka dianjurkan untuk berpuasa karena puasa akan menyembuhkan sakit maag mereka," kata Ari.

Bagaimana bisa?
Sebagian besar yang ada di masyarakat adalah sakit maag fungsional yaitu pada pemeriksaan endoskopi tidak ditemukan kelainan yang bermakna pada saluran cerna atas. Sakit maag fungsional ini terjadi karena makan yang tidak teratur, konsumsi cemilan untuk lambung yang tidak sehat seperti makan yang mengandung coklat dan keju serta makanan yang mengandung minyak, konsumsi kopi dan minuman bersoda sepanjang hari, merokok dan hidup dengan stres. Untuk kelompok ini, dianjurkan tetap berpuasa.

Pada kelompok yang mengidap sakit maag organik yaitu adanya luka dalam di kerongkongan, lambung dan usus dua belas jari, juga tetap dianjurkan berpuasa tetapi tetap dengan minum obat. Karena tahapan awal dalam mengobati sakit maag adalah keteraturan makan, menghindari cemilan dan makanan yang mengandung coklat, keju dan lemak serta menghindari stres melalui pengendalian diri.

Selama berpuasa, kata Ari, makan menjadi teratur pada saat sahur dan berbuka. Hal ini susah dilakoni jika tidak berpuasa karena kesibukan dan juga kemacetan di jalan sehingga waktu banyak habis di jalanan, lalu sering makan menjadi tidak teratur. "Kebiasaan cemilan yang tidak sehat serta merokok pasti akan dikurangi kalau mereka berpuasa," ujar Ari.

Pengecualian berlaku untuk penderita maag yang mengalami pendarahan lambung dengan gejala muntah darah atau buang air besar hitam, muntah berulang dan setiap makan muntah. Untuk mereka ini, tidak diperbolehkan puasa. Bahkan mereka harus dirawat di rumah sakit untuk mengatasi gangguan sakit maag tersebut. "Pasien dengan kanker saluran cerna juga tidak dianjurkan untuk berpuasa," kata Ari.

Jadi, kata Ari, alasan takut sakit maag kambuh kalau berpuasa merupakan alasan yang dicari-cari supaya bisa tidak berpuasa. (kd) Sumber: VIVAnews.com

Filosofi Semut, Laba-laba, dan Lebah

Posted: 17 Aug 2010 04:36 AM PDT


RamadanOkezone - Allah menyodorkan tamsil-tamsil untuk menjadi 'ibrah (pelajaran) untuk manusia. Ada tiga jenis serangga yang bukan hanya disebut, tapi menjadi nama surat dalam Alquran, yaitu semut (an-naml), laba-laba (al-ankabut), dan lebah (an-nahl). Ada apa dengan tiga jenis serangga ini?

Marilah kita perhatikan semut. Ia menghimpun makanannya sedikit demi sedikit. Ia terus mengangkut makanan tanpa memperhatikan kemampuan fisik untuk menyangganya. Kita sering melihat semut berjalan terseok-seok karena ia menggendong makanan yang jauh lebih besar dan banyak ketimbang tubuhnya. Ia terus menumpuk makanan untuk stok selama sekian tahun, padahal umurnya tidak lebih dari setahun.

Marilah kita perhatikan laba-laba. Ia binatang dengan sarang paling rapuh. Tapi jangan remehkan sarang laba-laba. Sarangnya yang terlihat rapuh itu adalah jebakan. Binatang lain yang tersangkut jaring laba-laba, ia akan terjebak di sana dan harus berjuang keras lepas dari jaring-jaringnya. Jika gagal, ia akan dimangsa laba-laba. Jaring laba-laba bukan tempat yang aman untuk berlindung. Bahkan laba-laba jantan bisa dihabisi betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling bertumbukan dan dapat saling memusnahkan.

Terakhir, mari kita perhatikan lebah. Binatang ini sangat disiplin dalam pembagian kerja. Ada lebah pekerja, ada lebah ratu, dan ada lebah pejantan. Semua bekerja dengan teratur tanpa saling menyikut atau mengeluh. Segala residu yang tidak berguna disingkirkan dari sarang. Makanannya terpilih dari yang baik-baik yaitu nektar (sari bunga). Dari sari makanan yang baik dihasilkan produk yang baik yaitu madu. Sarang lebah juga terkenal sangat steril sehingga tidak ada bakteri yang menyusup karena itu tidak ada pembusukan di sarang lebah. Lebah tidak akan menggangu kecuali ada yang menyerangnya. Bahkan, sengatan lebah bisa menjadi obat dan sarana sejumlah terapi kesehatan.

Pelajaran apa yang bisa diambil dari tamsil Quran ini? Pertama, semut mewakili budaya menumpuk dan menghimpun tanpa kemampuan untuk mengolahnya. Apa yang ia tumpuk melebihi kemampuan untuk memikulnya. Dalam beberapa hal, budaya semut mencerminkan konsumtivisme dan kerakusan. Kita lihat semut kadang bergulat dengan sesama jenisnya ketika merubung gula. Kedua, laba-laba. Ia mewakili insting untuk memangsa. Dalam rangka melindungi diri dan kepentingannya, laba-laba tidak sayang untuk menjebak dan memangsa makhluk lain, bahkan pasanganya sendiri. Dalam beberapa hal, laba-laba mewakili sifat egoisme dan individualisme. Ketiga, lebah. Ia serangga yang paling istimewa. Ia tidak pernah mengganggu dan merugikan makhluk lain. Bahkan ia selalu memberi kebaikan, dalam madu dan bahkan pada sengatannya. Nabi Muhammad saw mengibaratkan seorang mu'min seperti lebah: "Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan berguna untuk orang lain, dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya."

Marilah kita berupaya untuk menjadi semakin dekat dengan sifat-sifat lebah, selalu memberi yang baik-baik, dan tidak menganggu serta menyakiti orang lain. [Ali Masykur Musa|Intelektual Muda]
Sumber: ramadan.okezone.com

Baca Juga Artikel Yang Nga Kalah HOT Berikut Ini!



0 komentar
Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket